Kondisi Jenazah yang Mencurigakan dan Penyelidikan Kepolisian
Jasad Arya ditemukan dalam posisi terbungkus selimut, dengan kepala tertutup lakban, mengindikasikan adanya unsur tindak kekerasan atau pembunuhan.
Polsek Menteng dan Polres Jakarta Pusat kini tengah melakukan penyelidikan intensif, termasuk pemeriksaan rekaman CCTV, interogasi saksi, dan pemeriksaan forensik terhadap jenazah.
Pihak keluarga telah menerima jenazah dengan pendampingan dari Kementerian Luar Negeri, sementara proses penyelidikan tetap dilanjutkan guna memastikan kebenaran penyebab kematian almarhum.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Arya Daru Pangayunan.
Ia menyebut Arya sebagai “aset penting negara yang selama ini mengemban tugas dengan integritas tinggi.”
Judha juga menegaskan bahwa Kemlu akan mengawal penuh proses penyelidikan dan menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menegakkan keadilan.
“Kami tidak ingin berspekulasi. Kami mendukung sepenuhnya upaya penegakan hukum oleh pihak berwajib,” tegasnya.
Kematian Arya membuka kembali diskusi publik terkait beban kerja dan tekanan psikologis yang dihadapi oleh diplomat, terutama mereka yang berada di unit pelindungan WNI.
Banyak yang menyuarakan perlunya penguatan sistem dukungan mental dan keamanan personal bagi diplomat, khususnya yang ditugaskan di zona rawan atau menangani isu krisis.
Organisasi seperti Persatuan Pegawai Kemlu juga mulai mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penugasan dan perlindungan pegawai, agar kejadian serupa tidak terulang.
Kenangan dan Warisan Arya Daru Pangayunan
Arya meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih kecil. Di mata rekan kerja, ia adalah pribadi yang penuh dedikasi, tidak banyak bicara, namun sigap ketika dibutuhkan.
Banyak yang mengenang Arya sebagai “diplomat lapangan sejati” yang selalu hadir dalam setiap misi perlindungan WNI di luar negeri. (*)