Gates menjelaskan bahwa kelapa sawit, yang berasal dari Afrika Barat dan Tengah, memerlukan iklim tropis untuk tumbuh, menyebabkan deforestasi besar-besaran di wilayah khatulistiwa seperti Indonesia dan Malaysia.
Proses ini berdampak buruk pada keanekaragaman hayati dan memperburuk perubahan iklim global dengan melepaskan emisi ke atmosfer. Pada tahun 2018, kerusakan lingkungan akibat industri sawit di Asia Tenggara menyumbang sekitar 1,4% dari total emisi global, lebih besar dari seluruh emisi negara bagian California dan hampir setara dengan industri penerbangan dunia.
Alternatif Minyak Sawit dan Masa Depan yang Ramah Lingkungan
Dalam menghadapi tantangan ini, solusi ramah lingkungan menjadi prioritas. Beberapa perusahaan sedang berupaya menemukan alternatif minyak sawit yang tidak merusak lingkungan.