Empat Laga Terakhir: Tren Negatif Indonesia
Dalam empat pertemuan terakhir melawan Irak, Indonesia harus menelan empat kekalahan beruntun, mengindikasikan adanya jurang performa yang cukup lebar antara kedua tim. Berikut adalah ulasan mendalam dari masing-masing pertandingan:
Irak 1-0 Indonesia – 6 Februari 2013 – Kualifikasi Piala Asia 2015
Bermain di kandang Irak, Al-Shaab Stadium, skuad Indonesia tampil cukup solid sepanjang babak pertama. Namun tekanan intens yang terus dilancarkan Irak akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-66 melalui gol Younis Mahmoud. Laga ini menyoroti kelemahan Indonesia dalam menjaga konsentrasi di babak kedua serta ketidakmampuan dalam keluar dari tekanan saat lawan bermain agresif.
Indonesia 0-2 Irak – 19 November 2013 – Kualifikasi Piala Asia 2015
Bermain di hadapan publik sendiri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia kembali gagal mencetak gol. Dua gol Irak dicetak melalui skema bola mati—sundulan Hammadi Ahmed dan penalti Karrar Jassim. Pertandingan ini mempertegas kelemahan Indonesia dalam menjaga pemain lawan dalam situasi set piece dan kurangnya efektivitas serangan balik.
Irak 5-1 Indonesia – 16 November 2023 – Kualifikasi Piala Dunia 2026
Laga ini menjadi pukulan telak bagi Timnas Garuda. Bertanding di Basra Sports City Stadium, Indonesia tampak kewalahan menghadapi intensitas dan kecepatan permainan Irak. Gol bunuh diri dari Jordi Amat serta lemahnya koordinasi lini belakang menjadikan pertahanan Indonesia sangat rapuh. Transisi bertahan yang lambat dan buruknya pengambilan posisi menjadi sorotan besar dalam pertandingan ini.
Indonesia 1-3 Irak – 15 Januari 2024 – Piala Asia 2023
Di atas kertas, laga ini menunjukkan sedikit peningkatan. Marselino Ferdinan mampu mencetak gol indah bagi Indonesia. Namun secara keseluruhan, Irak tetap mendominasi permainan. Gol-gol dari Mohanad Ali, Osama Rashid, dan Aymen Hussein menyoroti keunggulan Irak secara fisik dan pengalaman. Kontroversi juga mewarnai laga ini dengan adanya dugaan offside dalam gol kedua Irak.
Keempat laga ini memperlihatkan pola yang konsisten: Indonesia kesulitan menghadapi intensitas permainan dan organisasi taktik Irak. Namun, di bawah pelatih Shin Tae-yong, ada progres yang cukup jelas, terutama dalam aspek disiplin taktik, mental bertanding, dan pengembangan pemain muda. Meskipun rekor negatif masih menghantui, perbaikan secara kolektif membuat Indonesia patut diperhitungkan dalam pertemuan selanjutnya.
Kekuatan Irak yang Perlu Diwaspadai
Timnas Irak dikenal memiliki kekuatan fisik, organisasi pertahanan yang baik, serta pemain-pemain kreatif di lini tengah. Beberapa nama kunci yang patut diwaspadai:
- Osama Rashid – Gelandang serang kreatif
- Ali Al-Hamadi – Penyerang tajam dan cepat
- Youssef Amyn – Gelandang muda penuh potensi
Mereka juga memiliki kedalaman skuad yang merata, menjadikan Irak sebagai salah satu lawan terkuat di pot 2.
Evaluasi Skuad Indonesia dan Peluang Membalas Kekalahan
Di bawah pelatih Shin Tae-yong, Timnas Indonesia mengalami transformasi besar. Nama-nama seperti Marselino Ferdinan, Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Justin Hubner menjadi tulang punggung generasi baru Garuda.
Pembelajaran dari Dua Kekalahan Terakhir
- Kekalahan 1-5 dari Irak (Basra Sports City):
- Indonesia kebobolan cepat dan tidak mampu mengimbangi tempo Irak
- Pertahanan mudah dieksploitasi lewat umpan terobosan dan bola mati
- Kekalahan 1-3 di Piala Asia 2023:
- Indonesia mampu mencetak gol (Marselino), namun lini belakang masih rentan
- Kontroversi offside menunjukkan perlunya VAR dan konsentrasi penuh