Pemeriksaan berlangsung selama 8–9 jam di Gedung Kejagung, Jakarta.
Ahok diperiksa sebagai saksi karena perannya sebagai Komisaris Utama di Pertamina selama periode dugaan korupsi tersebut berlangsung.
Kejagung ingin menggali informasi terkait kebijakan yang ia buat serta bagaimana pengawasan dilakukan dalam transaksi ekspor-impor minyak mentah dan produk kilang.
Fokus 14 Pertanyaan Penyidik Kejagung
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa pertanyaan yang diajukan kepada Ahok berfokus pada tugas dan fungsinya selama menjabat sebagai Komisaris Utama.
Adapun beberapa poin penting yang menjadi fokus penyidik antara lain:
1. Peran Ahok sebagai Komisaris Utama: Bagaimana pengawasan dan pengambilan keputusan dilakukan dalam proyek-proyek terkait minyak mentah.
2. Keterlibatan dalam Kebijakan Impor Minyak Mentah: Sejauh mana peran Ahok dalam menentukan kebijakan impor minyak mentah dan pengolahan produk kilang.
3. Efektivitas Fungsi Pengawasan: Apakah ada kelalaian dalam mengawasi proses perdagangan minyak dan bagaimana mekanisme pengawasan dilakukan.
4. Kaitan dengan Tersangka Lainnya: Apakah ada komunikasi atau keputusan yang melibatkan Ahok dengan para tersangka yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Dugaan Penyimpangan dalam Kontrak Kerjasama: Adanya indikasi penyimpangan dalam kontrak dengan mitra bisnis, termasuk perusahaan kontraktor asing.
6. Penyebab Kerugian Negara: Faktor apa saja yang menyebabkan kerugian negara dan apakah ada keputusan strategis yang berkontribusi terhadap dugaan penyimpangan ini.
7. Dokumen dan Bukti Terkait: Apakah Ahok mengetahui atau memiliki akses terhadap dokumen-dokumen penting yang menjadi barang bukti.
Reaksi Ahok Setelah Pemeriksaan
Usai menjalani pemeriksaan, Ahok mengaku terkejut dengan data yang dimiliki penyidik Kejagung. Ia menyatakan bahwa informasi yang diperoleh penyidik lebih mendalam dari yang ia duga.